Tradisi Bubur Asyura, Bubur Khusus Sambut Hari Asyura Detikcom

5 Tradisi Tahun Baru Islam Di Indonesia
Jakarta -

Bubur Ashura adalah makanan khas Malaysia yang dinikmati oleh masyarakat Penyengat, Kepulauan Riau. Uniknya, bubur ini hanya disajikan pada hari Asyura atau sepuluh Muharram.

Seperti yang Anda ketahui, Asyura adalah hari yang kaya akan kebajikan. Salah satunya adalah jika Anda berpuasa hari ini, Anda akan menghapus dosa-dosa tahun lalu. Keutamaan ini diturunkan dari HR Muslim.

Untuk "Al-Asyura Al-Sunnah"

Artinya: Nabi SAW ditanya tentang keutamaan puasa di Arafah? Beliau menjawab: “Puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Mereka juga ditanya tentang manfaat puasa. Ashura membuat kesalahan setahun yang lalu. (Muslim)

Menyambut Asyura, masyarakat Pulau Beningat merayakannya dengan menyiapkan bubur Asyura. Mirip dengan bubur pada umumnya, bahan utama bubur asyura adalah biji-bijian yang dimasak saat membuat bubur.

Bubur tersebut dimasak serentak di seluruh Pulau Penang dan kemudian dikumpulkan dari Masjid Agung Sultan Rhea. Setelah itu, para penggemar upacara perayaan 10 Muharram di Pulau Pinyangat makan bubur.

Parade 10 Muharram di Desa Beningat, Riau

Tujuan perayaan tanggal sepuluh Muharram adalah untuk memperingati suka dan duka di bulan Asyura. Tepatnya, kita berbicara tentang cucu Nabi yang syahid di Padang Karbala.

Dalam buku Harun Nur Rasyid Encyclopedia of Traditional Indonesian Food (Sumatra), hari kesepuluh Muharram atau Asyura diawali dengan arak-arakan. Penduduk desa Penyengat memakai pakaian Melayu ketika mereka berkeliling desa.

Semua lapisan masyarakat, pria dan wanita, tua dan muda, dapat berpartisipasi dalam Parade Penyengat Umum. Mereka memajang Al-Qur'an berdampingan dalam wadah khusus. Wadah ini dibuat dalam bentuk nampan yang terbuat dari kayu dan memiliki kaki bersila yang di atasnya terdapat “tempat duduk” untuk Al-Qur’an.

Prosesi ini berlangsung dari Kampung Ladi menuju Kampung Paik Kuta, khususnya Masjid Agung Sultan Riau. Anggota majelis taklim atau ibu-ibu perwakilan PKK di setiap kota diselamatkan oleh Kompang atau Atamu.

Dan sesampainya di Masjid Raya Sultan, rombongan yang membawa Alquran masuk bersama para sesepuh desa dan pengurus masjid. Wanita, anak perempuan dan anak-anak tidak diperbolehkan.

Pria yang memasuki masjid melantunkan al-Barzanji atau Sarqal. Setelah membaca Sarakaal, makan bubur Asyura yang sudah disiapkan.

Tradisi makan bubur di Asyura

Bubur Asyura disajikan dalam satu mangkuk, yang cukup untuk empat orang. Untuk cara penyajian, gunakan mangkuk besar untuk membuat Bubur Asyura. Kemudian empat piring kecil dan satu sendok makan bubur.

Setelah makan bubur Ashura, tidak ada makanan ringan atau manisan seperti kue atau buah. Pengikut sistem minum air setelah makan bubur Ashura.

Bagi warga yang berhalangan berkunjung ke masjid, pengelola masjid mengantarkan bubur Asyura ke rumah masing-masing. Sebelum adzan, pengurus masjid mengirimkan Thareed Ashura sebagai soundtrack acara buka puasa.

Arti dari Bab Asyura

Kasha Ashura memiliki makna yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial. Karena banyak orang yang ikut serta dalam pembuatan bubur Asyura.

Apalagi bubur ini berasal dari desa Pulau Penyangat yang dipungut dari Masjid Sultan Riau. Hal ini menciptakan persatuan di antara desa-desa di Pulau Penyangat.

Bubur Asyura mengandung nilai budaya sekaligus nilai sosial. Karena makanan tradisional ini merupakan ritual keagamaan yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Tonton video “Promosi sejarah rempah-rempah Indonesia melalui pameran Wave Rider” [Gambas: video 20 detik] (NIR / NOAI)

Sholat Asyura

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Cara Penukaran Uang Rupiah Baru Tahun Emisi 2022

Daftar Tim Lolos Semifinal UCL 2022 & Top Skor Liga Champion 13 Apr

Sinopsis Olympus Has Fallen, Bioskop Trans TV 28 Desember 2022 CNN Indonesia